Disetrap.com- Janji Kapolri untuk menjadikan polisi berlaku adil diragukan banyak kalangan, salah satunya peneliti senior pada Judicial Corruption Whatch Dr. Muhammad Taufiq.
Ia mengatakan “Saya tidak begitu antusias menanggapi terpilihnya Sigit, pasalnya dari awal tak memiliki bekal prestasi menonjol yang berhubungan dengan jabatan Kabareskrim” tutur Taufiq kepada Disetrap.com. (21/01/2021)
Bagaimana ia mau menerapkan hukum yang adil bila ada anggota polisi didzolimi seperti Novel Baswedan saja gagal mengungkap pelakunya. Juga pada kasus kebakaran Gedung Kejaksaan Agung di saat masyarakat menunggu aktor intelektualis pelaku pembakaran itu orang penting. ” Eh yang muncul pelakunya pekerja yang membuang puntung rokok, geli lucu dan jauh dari kesan cerdas ,” kata doktor pidana yang terkenal kritis dan vokal tersebut.
Menurut dia polisi akan berwibawa dan disegani masyarakat jika ia melakukan pembenahan internal terlebih dahulu. Dalam catatannya pembenahan itu meliputi 3 (tiga) hal yakni sebagai berikut :
- Pertama tidak mungkin sepanjang pola rekruitmen tidak diubah termasuk kenaikan pangkat dan yang lainnya murni bebas uang dan KKN.
- Tidak ada merit sistem di kepolisian, terbukti Sigit dan Tito Kapolri sebelumnya tidak melewati mekanisme itu melainkan semata-mata karena dekat dengan presiden padahal masih banyak calon lain yang lebih layak.
- Selama polisi masih di bawah presiden selama itu pula tak akan mandiri apalagi bisa menindak atasan atau orang-orang yang dekat presiden. Mestinya polisi kaya TNI di bawah Menhankam. Dengan posisi sekarang sulit polisi netral dan profesional. Dulu Tito mencanangkan Promoter (profesional modern dan terpercaya) tapi juga gagal masih banyak orang mati di tangan polisi tanpa diadili. Begitu pula Sigit di akhir jabatan sebagai Kabareskrim ia tidak mampu mengendalikan polisi main tembak tanpa pengadilan pada 6 anggota FPI. ” Itu semua fakta menyedihkan dan bukti polisi jauh dari harapan masyarakat untuk bisa melindungi dan mengayomi pungkasnya. []