
3 Oktober 2025 – Diskusi buku *Jokowi’s White Paper* digelar meriah di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Jumat lalu. Buku karya Roy Suryo (mantan Menteri Pemuda dan Olahraga), Tifauzia Tiyassuma (Dokter Tifa), dan Rismon Sianipar ini menghebohkan publik dengan klaim bahwa ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk Pilpres 2019 diduga 99,9% palsu berdasarkan analisis ilmiah. Acara ini bagian dari tur nasional menargetkan lebih dari 100 kota, seperti Malang, Medan, Purwokerto, Purbalingga, Cilacap, dan Salatiga.
Dalam diskusi ini Roy Suryo, Dokter Tifa, Reffly Harun, tim hukum Roy Suryo, serta Dr. Muhammad Taufiq, S.H., M.H., yang pernah menggugat isu ijazah palsu Jokowi. Rismon Sianipar berhalangan hadir. Fokus utama adalah temuan bahwa ijazah Jokowi, yang diperoleh dari KPU dan dibandingkan dengan milik Fronojiwo, Hari Mulyono, dan Sri Murtiningsih, dinyatakan tidak asli. Dokter Tifa menegaskan, “Tugas kami sebagai peneliti selesai, kini publik yang menilai.” Buku ini telah disebar ke seluruh anggota DPD dan akan menyasar 580 anggota DPR, perpustakaan, komisi, dan fraksi parlemen. Salinan juga dikirim ke institusi di Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, Jepang, Kanada, Inggris, Jerman, dan Belanda.
Penampilan Wayang Petruk oleh Roy SuryoRoy Suryo memukau audiens dengan tampil sebagai dalang wayang kulit, memerankan Petruk yang dianalogikan sebagai Jokowi. Dengan sindiran tajam, ia menyebut proyek Esemka “gaib”, simbol gajah sebagai partai “tanpa ijazah”, dan Jokowi yang “ditendang banteng” (PDI-P) kini beralih ke “celeng”. Kutipan Roy: “Petruk dulu punya Esemka gaib, kini partainya gajah—tanpa ijazah. Pernah naik banteng, tapi ditendang, sekarang naik celeng!” Pertunjukan ini mencuri perhatian, memadukan budaya Jawa dengan kritik politik.
Acara ini tidak hanya mempromosikan buku, tapi juga memicu diskusi sengit soal keabsahan ijazah Jokowi di tengah dinamika politik dan hukum.
Tinggalkan Komentar