Menjelang perayaan Idul Adha 2020/1441 H, umat Islam disunahkan melakukan puasa Arafah yang juga dilakukan Nabi Muhammad SAW. Allah SWT telah menjanjikan berkah bagi hambaNya yang melakukan ibadah sunah tersebut.
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)
PP Muhammadiyah dalam Edaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 06/EDR/I.0/E/2020 menjelaskan seputar puasa Arafah tahun ini. Hari Arafah jatuh pada 9 Dzulhijjah 1441 H sebelum Idul Adha di tanggal 10 Dzulhijjah 1441 H.
“Tanggal 1 Zulhijah 1441 H jatuh pada hari Rabu Wage, 22 Juli 2020 M. Hari Arafah (9 Zulhijah 1441 H) jatuh pada hari Kamis Pahing, 30 Juli 2020. Idul Adha (10 Zulhijah 1441 H) jatuh pada hari Jumat Pon, 31 Juli 2020,” tulis edaran tersebut dilihat detikcom pada Kamis (25/6/2020).
Dalam edaran tersebut dijelaskan, puasa Arafah disunahkan bagi orang yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Tidak haji artinya mereka tidak melakukan wukuf di Padang Arafah.
Puasa Arafah, wukuf di Arafah, dan tanggal 9 Dzulhijjah adalah satu kesatuan karena terjadi pada hari yang sama. Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, ternyata sudah biasa melakukan puasa Arafah meski tidak ada dan belum terlaksana wukuf di Arafah.
“Hal itu menunjukkan penamaan puasa Arafah tidak dikarenakan adanya jamaah haji yang sedang wukuf di padang Arafah. Tapi merujuk pada saat semestinya dilakukan wukuf pada 9 Dzulhijjah. Karena itu apabila umat Islam tidak dapat melaksanakan ibadah Haji akibat COVID-19, tiap muslim tetap disyariatkan melakukan puasa Arafah. Hal ini sebagaimana yang pernah dilakukan Nabi SAW dan para sahabat beliau,” tulis PP Muhammadiyah dalam edaran tersebut.
Indonesia telah membatalkan keberangkatan haji 2020 karena pandemi virus corona yang masih terjadi di berbagai belahan dunia. Kondisi ini memperkuat alasan muslim Indonesia untuk melakukan puasa Arafah sebelum Idul Adha 2020/1441 H.
Selain tentang pelaksanaan puasa Arafah di tengah pandemi COVID-19, pertanyaan lain yang muncul adalah berapa hari puasa Idul Adha ini sebaiknya dilaksanakan? Hal ini merujuk pada hadist yang dinarasikan Hunaidah ibn Khalid.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis.” (HR Abu Daud).
Sebagian ulama menilai hadist ini lemah misalnya Az-Zaila’i meski ada juga yang menilai kuat misal ulama Al-Albani. Terlepas dari pendapat tersebut, Nabi Muhammad SAW terbiasa melakukan puasa di tanggal 9 Dzulhijjah.
عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ
Artinya: “Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi SAW. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.” Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR Bukhari)
Bagi umat Islam, Dzulhijjah adalah salah satu bulan mulia yang sebaiknya diisi dengan berbagai amal kebaikan. Selain puasa Arafah, dzikir dan membaca Al-Qur’an serta sholat sunah sangat disarankan untuk dipraktikkan tiap muslim. Dalam setiap amal jangan lupa berdoa memohon perlindungan dan supaya wabah COVID-19 segera berlalu.