DISETRAP

Pusat Informasi Hukum

51 JUTA SUARA TIDAK MUNCUL DI SIREKAP BUKTI KECURANGAN

Disetrap.com- Lagi-lagi KPU kian bangga dalam memamerkan produknya yang gagal, yakni sirekap yang semakin hari semakin tidak akurat dan tidak valid dalam memberikan informasi hasil suara sementara. Hal tersebut membuat kegaduhan dalam masyarakat dan menambahnya kecurigaan bahwa ketidak professionalnya KPU dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilu.

KPU melalui produknya yakni Sirekap justru menambah deretan kegaduhan yang telah di munculkan oleh KPU sebelumnya. Kalau memang KPU tidak dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat melalui penampilan data yang actual di sistem sirekap, lebih baik ditutup saja sistem sirekap. Karena masyarakat berhak mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya dari pemerintah agar tidak menimbukan kegaduhan. Meskipun memang data sirekap tidak dijadikan acuan penetapan hasil pemilu, namun data dari sirekap diharapkan dapat dikawal oleh publik terkait perolehan suara di TPS

Daftar pemilih tetap pada Pilpres 2024 adalah 204.807.222 Dr. Taufiq melansir dari web resmi KPU tertanggal 20 Februari 2024, pukul 12.00 WIB  data yang terkumpul sejumlah 72.37% atau sekitar 148, 21 Juta. Jika dipresentase maka angka yang ditemukan adalah sebesar 97,12 Juta. Ini menunjukkan adanya selisih angka yang tidak ditampilkan sebesar 51,09 Juta. Andaikata surat suara tersebut rusak atau gagal, tidak mungkin mencapai 10%. Atau jika dikata 51,09 Juta surat suara tersebut rusak sejumlah 10 Juta maka masih tersisa 41,09 Juta yang tidak muncul di Sirekap.

Berdasar analisa Dosen FH UNISSULA tersebut, Dr. Muhammad Taufiq, S.H., M.H., maka tambahan itu berdasar presentase yang mereka buat, maka paslon Anies-Muhaimin itu seharusnya memperoleh 30 Juta dan Paslon Ganjar-Mahfud memperoleh 11,9 Juta.

“Jadi sudah pasti dan hari ini banyak dimuat di medsos, bahwa perolehan partai-partai itu ternyata tidak segemerlap perolehan Pilpres. Nah artinya, Sirekap ini memang sudah dirancang untuk mencurangi Pilpres. Jadi seberapun angka kecurangan itu dikembalikan kepada semula, misalkan angka kecurangan Palson 02 dikembalikan kepada Paslon 01 atau Paslon 03, nanti akan ketemu. Karena mereka menggunakan kecurangan dengan teori balon.” Ucap Taufiq.

Lebih lanjut Taufiq menjelaskan, teori balon itu artinya kalau ditekan akan keluar diujung yang satunya. Jadi seberapaun angka itu dikembalikan akan berubah ke semula seperti di Quick Count. Paslon Prabowo-Gibran di angka 58%, Anies- Muhaimin di angka 24% dan Ganjar-Mahfud 17%.

Tinggalkan Komentar