Disetrap.com- Memperingati HUT ke -25 Mega Bintang, sejumlah aktivis berkumpul dalam diskusi yang diselenggarakan di Gedung Umat Islam Surakarta, Solo, Jawa Tengah, pada Minggu (5/6/2022).
Diskusi atau dialog Nasional tersebut bertema “Kekuatan Rakyat vs Oligarki dan KKN” yang membahas sejumlah topik, termasuk terkait penggabungan kekuatan Nasionalis-Islam.
“Mega Bintang itu upaya untuk menggabungkan dua kekuatan, kekuatan nasionalis dan kekuatan islam,” kata Sekjen PP Syarikat Islam, Ferry Juliantono dalam sambutannya, Minggu (5/6/2022).
Menurutnya, seorang tokoh nasional, Hadji Oemar Said Tjokroaminoto sekaligus Ketum Syarikat Islam saat berpidato di Bandung dalam Kongres Nasional Sentral Syarikat Islam membawa sejarah. Pertama, tentang penyebutan kata nasional yang akhirnya dipakai para pejuang kemerdekaan sebagai tujuan kemerdekaan.
“Kedua, Hadji Oemar Said Tjokroaminoto menyampaikan pidato tentang keinginan untuk membentuk pemerintahan sendiri, keinginan itu adalah membentuk pemerintahan bumi putra yang terbebas dari pegaruh kolonialisme. Jadi, menurut saya nasional dan Islam adalah satu napas yang sama,” katanya.
Dia menerangkan, nasionalis dan Islam sejatinya merupakan satu napas yang sama. Bahkan, falsafah bangsa Indonesia Pancasila juga bisa dinilai sebagai penggabungan dua kekuatan itu.
“Sila pertama itu Ketuhanan Yang Maha Esa, sudah jelas falsafah bangsa kita menempatkan Ketuhanan YME menjadi sila dan dasar penting. Falsafah bangsa ini juga menyampaikan kepada kita tujuan negara tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” katanya.
Sejumlah aktivis nasional yang turut hadir dalam acara diskusi tersebut antara lain : Modrik Sangidu, Ketua DPD La Nyalla Mattalitti, Rocky Gerung, Ferry Juliantono, Syahganda Nainggolan, KH Syukri Fadholi, dan Jumhur Hidayat.
Sementara itu advokat kondang yang juga merupakan Presiden Asosiasi Ahli Pidana Indonesia Dr. Muhammad Taufiq SH MH saat diwawancarai Disetrap.com mengatakan “Kita tak perlu takut meminta Jokowi mundur atau berhenti di tengah jalan. Itu bukan makar dan bukan pula penghinaan” ungkap tokoh vokal asal Solo itu.
M Taufiq menilai Jokowi telah merusak tatanan hukum dan demokrasi dengan membolehkan gagasan 3 periode.
“Bahkan ikut hadir dalam deklarasi itu konyol dan mengabaikan hukum. Justru dengan 3 periode itu Jokowi layak ditangkap karena makar” pungkasnya.[]