Mendag Peringatkan Uni Eropa yang Gugat RI Soal Ekspor Nikel, Muhammad Lutfi : Ini Era Kolaborasi!

Foto : Muhammad Lutfi yang saat ini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.

Disetrap.com- Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyayangkan sikap Uni Eropa (UE) yang tetap melanjutkan gugatan larangan ekspor bijih nikel Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO).

Gugatan tersebut dilayangkan UE karena dinilai merugikan industri stainless steel Benua Biru yang menyangkut nasib ribuan pekerja di sana.

“Kemarin sore sekitar jam 3 atau 4 menjelang tutup kantor perwakilan kita di Jenewa, kita mendapatkan notifikasi dari UE bahwa mereka akan terus jalan proses daripada proses dispute, proses sengketa di WTO, dispute settlement body (DSB),” ungkap Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi dalam konferensi pers virtual, Jumat (15/1/2021).

Namun, Lutfi memberikan peringatan kepada UE atas sikapnya yang tetap melanjutkan gugatan ke WTO.

“Era ini adalah era kolaborasi. Dan saya ingatkan kepada Uni Eropa, persaingan oke, tapi ini era kolaborasi,” tegas Lutfi.

Ia mengatakan, langkah pemerintah Indonesia adalah untuk mempertahankan kepentingan nasional. Dalam hal ini, Indonesia sedang melakukan transformasi yakni mendorong industri bernilai tambah, sehingga tak hanya mengekspor komoditas dalam bentuk barang mentah.

“Kalau kita melihat terutama di segi besi dan baja, terutama baja spesial seperti stainless steel, kita melihat bahwa kita juga dalam proses yang sangat singkat. Bisa dibayangkan tadinya Indonesia adalah penjual barang mentah dan setengah jadi, tiba-tiba menjual barang industri besi baja adalah ekspor nomor 3 Indonesia setelah kelapa sawit dan batubara. Nah bisa dilihat transformasi Indonesia,” kata Lutfi.

Ia mengatakan, UE dan Indonesia bisa saja berkolaborasi dalam industri stainless steel tersebut. Lutfi pun mengatakan Indonesia siap memberikan masukan kepada UE demi mempertahankan produktivitas industri di Benua Biru tersebut.

“Terjadi persaingan karena kita pabriknya baru, teknologinya tinggi, ongkosnya murah, tiba-tiba Indonesia menjadi pemain kedua terbesar stainless steel di dunia setelah China. Nah kalau dibutuhkan, kalau mereka (UE) minta, Indonesia siap memberikan masukan, bantuan untuk UE agar bisa mendapatkan industri besi-baja dengan produktivitas tinggi,” jelas Lutfi.

“Karena kita melihat ongkos mereka mahal, pabriknya tua, diperlukan investasi yang tinggi. Kita siap mengirimkan tim kita, nanti saya berkolaborasi dengan Pak Agus Gumiwang (Menperin), untuk memastikan bahwa kalau dibutuhkan, Indonesia siap membantu. Jadi kita bukan hanya berdagang, bersaing, tapi juga kita ingin bersama dengan UE menciptakan nilai tambah,” sambung Lutfi.

Meski begitu, menurut Lutfi di waktu mendatang pun Indonesia akan menemui sengketa lainnya, baik dari produk maupun negara lain. Maka dari itu, ke depannya ia akan menyiapkan tim yang lebih baik untuk menghadapi sengketa- sengketa tersebut.

“Sengketa-sengketa ini saya jamin, ini adalah yg pertama tetapi bukan yg terakhir. Pasti akan kejadian lagi. Karena itulah saya memastikan bahwa Kemendag akan membuat tim yang solid, yang baik untuk melayani sengketa-sengketa ini di masa mendatang,”ucap Lutfi.

Atas tuntutan Eropa, Muhammad Lutfi menegaskan Indonesia akan meladeninya.

“Sekarang kita dituntut di Eropa, ya kita ladeni karena memang masalah sengketa itu adalah hal yang biasa dan tidak boleh sakit hati apalagi baper, tapi kita mesti hadapi,”tutur Lutfi.[]

Tinggalkan Komentar